Pages

MENU

Kamis, 17 Oktober 2013

Kertasku di Tukar dengan barang Yang takkan Pernah Kunikmati



Mereka telah mengambil kertasku yang bernilai sebuah angka, dengan sebuah janji fasilitas untukku. Akan tetapi, apa yang terjadi? Aku malah disuruh membayar ketika ku hendak meminjam barang yang ia tukarkankan dengan kertasku yang bernilai itu. Sungguh ironis, ketika ada salah satu dari kami berkenan meminjam tapi malah tidak diizinkan tuk meminjam.
Sesaat kuterlelap dalam mimpiku merenungkan sistem pendidikan yang penuh dengan tipu daya (seperti sifat setan), selayak setan yang memperdaya manusia kelembah kehancuran. Dan kini barang itu telah rusak, tanpa ku jamah, tanpa kulihat dan tanpa kusentuh.
Kuharus sampaikan di mana kataku ini, ku harus  curahkan dimana keluhanku ini, sampai saat ini aku tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi yang slalu mencekal perlawanaku ini. Ku hanya bisa menjadi seorang pecundang yang bersembunyi di balik hutan kekesalan.
Ku mohon berikan hak dan kewajiban kami, yang telah kau rampas. Dan kau hanya tersenyum menatap kami dengan senyum yang kami anggap “senyuman Iblis” yang selalu menyapa buruknya sistem pendidikan yang ada. Senyum yang seakan-akan tak pernah ada masalah diantara kita.
Sementara masalah yang kau buat itu seperti takkan pernah ada habisnya. Sudahlah hentikan tingkahmu yang selalu merugikan kami yang sedang mengejar ilmu dengan sebuah semangat untuk bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENU BAR